ILMU BUDAYA DASAR
NAMA :
Hari Angga Pranata
NPM : 14114788
KELAS : 1 KA27
NPM : 14114788
KELAS : 1 KA27
Universitas Gunadarma
2015-2016
2015-2016
.
MANUSIA DAN
CINTA KASIH :
Cinta adalah
sebuah Emosi dari Afeksi yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks
filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan
belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti
perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang
diinginkan objek.
Kita harus saling kasih sayaang sesama manusia,kalau kita saling menyayangi
sesama manusia kita akan mendapatkan padalah oleh ALLAH.untuk itu kita harus
saling menyayangi sesama makhluk hidup.
Cinta dalam pandangan Al-Quran biasa
diilustrasikan dengan kata hubb. Ia berarti benih atau pil atau obat.
Artinya, seorang yang sedang dimabuk cinta harus diobati dengan
mempertemukannya dengan yang dicintainya. Sedangkan dalam perspektif
Al-Ghazali, cinta adalah suatu kecenderungan terhadap sesuatu yang memberikan
manfaat dengan mengharap ridha Allah.
Menurut Ibnu Arabi, cinta selalu identik dengan
ketulusan dan kesucian dari segala sifat, sehingga tidak ada tujuan lain selain
keinginan bersama yang dicintai (Allah). Hakikat cinta tertinggi dalam Islam
adalah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, serta keinginan untuk senantiasa dekat
dengan-Nya.
Allah SWT berfirman, “Katakan (wahai Muhammad) jika
kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai
kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang” (QS. Ali-Imron: 31).
Cinta Kepada ALLAH
Cinta
manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah
dan kerinduannya kepada-Nya. tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya saja,
tetapi juga dalam tindakan dan tingkah lakunya, semua tingkah laku dan tindakan
ditujukan kepada Allah. Dan didalam rukun iman pun percaya kepada Allah adalah
rukun yang pertama. Maka dari rukun itu kita dapat menyimpulkan bahwa cinta
kepada Allah SWT adalah sangat penting. Dalam firman Allah di dalam Al-Quran
Dijelaskan
umat islam mempunya rukun iman itu harus di laksanakan dan harus kita amalkan bagi umat islam itu dasar umat islam untuk mentaatinya.
umat islam mempunya rukun iman itu harus di laksanakan dan harus kita amalkan bagi umat islam itu dasar umat islam untuk mentaatinya.
Katakanlah: Jika memang kamu cinta kepada
Allah, maka turutkanlah aku, niscaya cinta pula Allah kepada kamu dan akan
diampuniNya dosa-dosa kamu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi penyanyang. (
Qs. Ali- Imran 3:31)
Didalam Firman Allah tersebut bahwa kita di
tegaskan yaitu selain kita harus percaya dan mencintai ALLAH SWT kita haru melaksanakn Perintah nya dan
kita Menjauhi Larangan nya maka dari itu niscaya Allah akan mencintai dan
menghapus dosa dosa kita semua.
Kesimpulan : seluruh
umat mau itu agama apa saja harus saling menyayangi sesama makhluk hidup kalau
kita saling menyayangi sesama kita akan di sayangi juga sesama manusia,.
Referensi : (Qs.Ali- Imron 3:31)
(Qs.Ali Imron 31)
(Qs.Ali Imron 31)
MANUSIA DAN PENDERITAAN :
manusia adalah makhluk mulia yang dibentuk dari kesatuan
antara jasad dan jiwa. Dari penjelasan di atas, agamawan dapat berkomentar,
bahwa pengetahuan tentang manusia demikian itu disebabkan karena manusia adalah
satu-satunya makhluk yang dalam unsur penciptaannya terdapat ruh Ilahi sedang
manusia tidak diberi pengetahuan tentang ruh, kecuali sedikit " Dan mereka
bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.(QSAl-Isra'[17]:85)."
Dr. M. Quraish Shihab mengutarakan " Ada tiga kata yang digunakan Al-Quran untuk menunjuk kepada manusia.
1.
Menggunakan kata yang terdiri dari
huruf alif, nun, dan sin, semacam insan, ins, nas, atau unas.
2.
Menggunakan kata basyar.
3.
Menggunakan kata Bani Adam, dan
zuriyat Adam.
Uraian ini akan mengarahkan pandangan secara khusus kepada
kata basyar dan kata insan. Kata basyar terambil dari akar kata
yang pada mulanya berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar
kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamai basyar
karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang lain.
Al-Quran menggunakan kata ini sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan sekali
dalam bentuk mutsanna (dual) untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriahnya
serta persamaannya dengan manusia seluruhnya. Karena itu Nabi Muhammad Saw.
diperintahkan untuk menyampaikan bahwa, "Aku adalah basyar (manusia)
seperti kamu yang diberi wahyu (QS Al-Kahf [18]: 110)".
Sumber
: AL-Qu’ran (QSAl-Isra'[17]:85)
AL-Qu’ran (QS Al-Kahf [18]: 110)
MANUSIA
DAN KEADILAN :
Al Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW yang terdapat rangkaian petunjuk bagi umat islam dalam menuju
kehidupan yang bahagia dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat. Al Qur’an
diturunkan hanya untuk suatu umat a tau suatu abad tetapi untuk seluruh umat manusia
dan untuk sepanjang masa. Isi yang terkandung di dalam Al Qur’an tidak hanya
mengajarkan tentang ibadah namun terdapat hubungan seorang manusia dengan Allah
SWT, antar sesama manusia dan mengajarkan nilai-nilai kebenaran secara
universal. Petunjuk di dalam Al Qur’an yang menjadi pedoman bagi umat islam
dalam menuju kesempurnaan dalam kehidupan.
ata ‘adil di dalam Al-Quran memiliki aspek dan objek yang beragam, begitu
pula pelakunya. Keragaman tersebut mengakibatkan keragaman makna ‘adil
(keadilan). Menurut penelitian M. Quraish Shihab, paling tidak ada empat makna
keadilan.Pertama, ‘adl dalam arti “sama”. Pengertian ini yang paling banyak terdapat di dalam al-Qur’an, Kata ‘adl dengan arti sama (persamaan) pada ayat-ayat tersebut yang dimaksud adalah persamaan dalam hak. Salah satu ayat di dalam Surat An-Nisa’ (4): 58, yang di nyatakan,
وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ
Apabila [kamu] menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kamu
menetapkan dengan adil).Kedua, ‘adl dalam arti “seimbang”. Pengertian ini ditemukan di dalam Surat al-Infithar (82): 7. Pada ayat yang disebutkan terakhir, yang dinyatakan,
Macam-macam Keadilan dalam Islam
Islam menyuruh adil dalam berbicara, walaupun perkataan ini membuat keluarga kita marah: (Dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu) ) (QS. al An’am: 152)
Islam menyuruh adil dalam kesaksian jika kita diminta untuk bersaksi, walaupun kesaksian ini menyulitkan kita atau menyulitkan orang yang disaksikan, karena ia adalah kesaksian karena Allah:
(Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu Karena Allah.) (QS. ath Thalaq: 2)
(Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil.) (QS. al Maidah: 8)
Islam menyuruh adil dalam memutuskan hukum, Allah berfirman: (Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.) (QS. an Nisaa’: 58)
Kesimpulan :berarti kita harus hidup di dunia ini
dengan adil sesama manusia,karna dari keadilan itulah kita sejahtera sesama
manusia dan bisa di percaya oleh seseorang dan tidak boleh serakah kepada orang
lain yang berhak dya dapatkan dari seseorang,dan juga kita harus adil dalam
diri kita untuk tidak berserakah apa yang orang lain berhak mendapatkannya
jangan kita ambil.
contohnya : seperti pejabat-pejabat di indinesia mereka ada yang tidak adil dalam menjalankan tugasnya,mengambil hak orang lain yang bukan miliknya.
Referensi : surat : An- nisa (4) : 58contohnya : seperti pejabat-pejabat di indinesia mereka ada yang tidak adil dalam menjalankan tugasnya,mengambil hak orang lain yang bukan miliknya.
Al- infithar (58) : 7
(QS. al An’am :125)
(QS. ath Thalaq: 2)
(QS. al Maidah: 8)
(QS. an Nisaa’: 58)
MANUSIA
DAN KEINDAHAN :
Manusia sebagai makhluk sempurna yang memiliki akal dan budi pekerti
pasti menginginkan keindahan dalam berbagai hal karena keindahan adalah wujud
dari harmonisasi antar elemen yang berbeda yang saling menyatu menjadi sesuatu
hal yang enak untuk dirasakan oleh indra manusia. Keindahan juga merupakan
sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan
pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan sesuai dengan mata yang
melihatnya.
Dalam kajian agama, khususnya agama
Islam keindahan sudah dibahas dalam Alqur'an. Al-Qur’an itu indah. Indah dari
segi bahasa, indah dari segi makna, indah dari segala sisi yang akan mewarnai
kehidupan manusia. Dengan hanya mendengar bacaan al-Qur’an, hati bisa
tersentuh, apalagi jika kita memahami makna yang terkandung di dalamnya. Banyak
hal yang memberikan rasa takjub jika berkaitan dengan al-Qur’an, walau hanya
dengan mendengar orang membacanya. Pada masa Nabi Saw, kita tahu betapa
kerasnya Umar bin Khatab menentang Nabi Saw, namun ketika mendengar bacaan
al-Qur’an hatinya sangat tersentuh. Begitu juga seorang kafir Quraisy yang
sangat menentang Nabi, yaitu Walid bin Mughirah, seorang pemuda yang terkenal
ahli sastra dan intelektual di masanya karena mempunyai banyak keahlian, namun
dia seakan merasa tersihir mendengar bacaan al-Qur’an karena keindahan bahasa
yang dia dengar dan maknanya yang begitu dalam. Tapi karena keegoaannyalah, dia
tidak mau mengakuinya, tapi malah mengatakan Nabi sebagai tukang sihir.
Dalam surat Al A'raaf (7) ayat 26 Allah
SWT berfirman :
“Hai anak
Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu
dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.
Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat. “
Dalam surat Al A'raaf (7) ayat 31 Allah
SWT berfirman :
“Hai anak
Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid[534], makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. “
karena kalau kita membuka aurat itu kita akan
menggodain orang lain khususnya para wanita itu biasa menggdoain para laki laki
dan membikin hawa nafsu laki laki menjadi seperti setan Dari 2 surah tersebut
janganlah seluruh umat menapakan auratnya kepada orang lain. maka dari itu haruslah
berpakaian yang sopan dan tidak mencolok di mata penampilannya tersebut.
Referensi :
AL-QURAN surat Al A'raaf (7) ayat 26
AL-QURAN surat Al A'raaf (7) ayat 31