NAMA :
Hari Angga Pranata
NPM : 14114788
KELAS : 2KA30
MATAKULIAH : Teori Organisasi Umum
·
MAKALAH ORGANISASI SOSIAL
ORGANISASI
SOSIAL
A. LATAR BELAKANG
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun dalam kehidupannya harus
berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak dapat berdiri sendiri, namun
bergantung kepada orang lain. Manusia tanpa manusia lainnya tidak akan bisa
bertahan hidup. Dalam kehidupannya dengan manusia lain manusia berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya dan orang lain, karena manusia mempunyai naluri
untuk selalu hidup dengan orang lain. Dengan demikian manusia itu merupakan
bagian dari suatu organisasi sosial, karena hampir seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh manusia berkaitan dengan oranglain. Tentunya manusia memiliki
tujuan dalam hidupnya. Untuk memenuhi tujuan itu, manusia melakukan berbagai
macam cara. Salah satunya adalah membentuk organisasi-organisasi. Di sekitar
kita terdapat banyak sekali organisasi, baik itu organisasi resmi maupun
organisasi sosial. Berbagai macam organisasi itu dibentuk tentunya untuk
meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Keberadaan organisasi sosial tidak
lepas dari adanya nilai dan norma dalam masyarakat. Di mana nilai merupakan
sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat. Oleh
karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat menciptakan aturan-aturan
yang tegas yang disebut norma sosial. Nilai dan norma inilah yang membatasi
setiap perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan
membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk.
Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami proses menghasilkan lembaga
sosial. Organisasi sosial manusia mewujudkan diri dalam bentuk kelompok sosial.
Dalam hubungan antar manusia dengan manusia lain yang terpenting adalah reaksi
yang timbul akibat hubungan-hubungan timbal balik antara sesama manusia. Reaksi
tersebut menyebabkan tindakan seseorang menjadi bertambah luas wawasannya.
Manusia sejak dilahirkan sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu
Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu
masyarakat, dan keinginan untuk menyatu dengan alam yang ada disekelilingnya.untuk
dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut,
manusia menggunakan akal, pikiran dan perasaannya. Organisasi sosial atau
social organization di dalam kehidupan manusiaini, merupakan himpunan atau
kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama.
Organisasi sosial adalah dimana terdapat suatu struktur organisasi dan suatu
factor, dimana dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu sehingga
hubungan antara mereka bertambah erat. Factor-faktor itu terdiri dari anggota
yang memiliki nasib yang sama, kepentingan yang sama, ideology yang sama, dan
politik yang sama. Hal ini merupakan ikatan yang bersifat poko untuk jangka
waktu tertentu. Diperlukan beberapa persyaratan tertentu, antara lain yaitu
adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwadia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan, adanya hubungan timbal balik antara anggota yang
satudengan anggota yang lain, adanya faktor yang dimilikibersama sehingga
hubungan antara mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama,
kepentingan yangsama, tujuan yang sama, ideologi yang sama,
berstruktur,berkaidah dan mempunyai pola perilaku, bersistem dan berproses.
B.
PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi sosial?
2. Apa saja ciri-ciri organisasi sosial?
3. Apa saja dinamika kelompok dan organisasi sosial?
C. LANDASAN TEORI
Para ilmuan sosial hingga saat ini masih berdiskusi tentang penggunaan istilah
yang berhubugnan dengan seperangkat aturan atau norma yang berfungsi untuk
anggota masyarakatnya. Istilah untuk menyebutkan seperangkat aturan atau norma
yang berfungsi untuk anggota masyarakatnya itu, terdapat dua istilah yang
digunakan, yaitu social institution dan lembaga kemasyarakatan. Hanya saja ada
perbedaan penekanannya. Mereka yang menggunakan istilah social institution pada
umumnya adalah para antropolog, dengan menekankan sistem nilai-nya. Sedangkan
pada sosiolog, pada umumnya menggunakan istilah lembaga kemasyarakatan atau
yang dikenal dengan istilah lembaga sosial, dengan menekankan sistem norma yang
memiliki bentuk dan sekaligus abstrak. Pada tulisan ini, akan digunakan istilah
lembaga sosial dengan tujuan untuk mempermudah tingkat pemahaman dan sekaligus
merujuk pada kurikulum sosiologi yang berlaku saat ini. Pada awalnya lembaga
sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan.
Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan ,
kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Lembaga
sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial. Organisasi sosial
merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia
dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi
memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang berbeda.
Lembaga yangg tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu
kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga
sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tatatertib, anggota dan tujuan
yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara
Lembaga berwujud abstrak. Istilah lembaga sosial oleh Soerjono Soekanto disebut
juga lembaga kemasyarakatan. Istilah lembaga kemasyarakatan merupakan istilah
asing social institution. Akan tetapi, ada yang mempergunakan istilah pranata
sosial untuk menerjemahkan social institution. Hal ini dikarenakan social
institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para
anggota masyarakat. Sebagaimana Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata
sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada
aktivitas- aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam
kehidupan masyarakat. Istilah lain adalah bangunan sosial, terjemahan dari kata
sozialegebilde (bahasa Jerman) yang menggambarkan bentuk dan susunan institusi
tersebut. Namun, pembahasan ini tidak mem- persoalkan makna dan arti
istilah-istilah tersebut. Dalam hal ini lebih mengarah pada lembaga
kemasyarakatan atau lembaga sosial, karena pengertian lembaga lebih menunjuk
pada suatu bentuk sekaligus juga mengandung pengertian yang abstrak tentang
adanya norma-norma dalam lembaga tersebut. Menurut Robert Mac Iver dan Charles
H. Page, mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur
yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok
masyarakat. Sedangkan Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat lembaga dari
sudut fungsinya. Menurut mereka, lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu
jaringan dari proses- proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang
berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola- polanya,
sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya. Selain itu,
seorang sosiolog yang bernama Summer melihat lembaga kemasyarakatan dari sudut
kebudayaan. Summer meng- artikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan,
cita-cita, dan sikap perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal serta
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya,
keberadaan lembaga sosial mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial. Fungsi-fungsi
tersebut antara lain memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap
dalam menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan
pokok, menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan, dan memberi pegangan
kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku
para anggotanya. Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata
cara dan prosedur yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam
kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap
masyarakat baik masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini
disebabkan setiap masyarakat menginginkan keteraturan hidup.
D. PEMBAHASAN MASALAH
Pengertian organisasi sosial Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang
dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan
bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.
Pengertian organisasi sosial menurut Amitai Etzioni organisasi adalah unit
sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali
dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Etzioni
menjelaskan umumnya organisasi ditandai ciri sebagai berikut : pembagian kerja,
kekuasaan, dan tanggung jawab komunikasi; ada satu atau beberapa pusat
kekuasaan yang berfungsi mengawasi usaha-usaha organisasi serta mengarahkan
organisasi dalam mencapai tujuan; ada pergantian tenaga bila ada individu yang
tak mampu menjalankan tugas-tugas organisasi.
Pengertian lainnya : Organisasi adalah suatu sistem sosial yang bersifat
langgeng, formal, memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggotanya
terinci, dan mempunyai sifat hirarkis. Gagasan penting kedua dalam organisasi
adalah adanya tujuan atau maksud melakukan koordinasi. Selanjutnya, proses
pelaksanaan tugas dapat berjalan efektif bila dilakukan terpadu atau
terintegrasi yang dilaksanakan oleh anggota-anggotanya.
Sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya
perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur,
kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola
kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu
yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada
anggota biasa pada organisasi tersebut.
3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial
memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak
langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi
lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain
yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya adalah:
1. Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah
dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan
berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan
operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan
kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat
sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan
informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat
organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
3. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran
serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
Jadi, dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah membedakan
yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat dikatakan
sebagai sebuah organisasi. Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran
yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh karenanya suatu organisasi menentukan
sasaran pokok mereka berdasarkan kriteria-kriteria organisasi tertentu.
Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J Winardi adalah:
1. Organisasi berorientasi pada pelayanan, yaitu organisasi yang berupaya
memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya.
Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima
servis.
2. Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi, yaitu organisasi yang
menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.
3. Organisasi yang berorientasi pada aspek religius
4. Organisasi-organisasi perlindungan
5. Organisasi-organisasi pemerintah
6. Organisasi-organisasi sosial
7. Organisasi-organisasi politik.
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang
menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan
tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk
saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan
tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran
organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan,
pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan
terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan
mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak
fleksibel.
Contoh organisasi formal adalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan
universitas-universitas. Organisasi informal Keanggotaan pada
organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak
sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi
anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam
bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila
hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi
sekunder menurut Hicks:
• Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara
lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi
yimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari
organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
• Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat
intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan
memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat
menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai
contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon
karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran
gajinya. Proses pembentukan Kelompok dan Organisasi Sosial Pada dasarnya,
pembentukan kelompok dan organisasi sosial dapat diawali dengan adanya
persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi
kebutuhannya.
Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
1. Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi
yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya
kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih
baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa
menginduksi anggota lainnya.
2. Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok
untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan
kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal
secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan
agar bisa memotivasi diri unuk maju.
3. Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat
menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
4. Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan
proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan
secara lebih efesien dan efektif.
5. Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok.
Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide,
pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada
dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
6. Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena
dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal
yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut
Dinamika Kelompok dan Organisasi Sosial.
a. dinamika kelompok: dinamika kelompok dengan pendekatan sosiologis dapat
diamati dari unsur-unsur pokok sistem sosial sebagai alat analisis dinamika
kelompok yaitu : • Tujuan : segala sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok •
Keyakinan : aspek pengetahuan/kognitif yang dianggap benar • Norma : perilaku
standar yang dapat diterima • Sanksi : sistem penghargaan dan hukuman terhadap
perilaku anggota kelompok • Peranan kedudukan : hirarki hak dan kewajiban •
Kewenangan ambil keputusan dan mengontrol orang lain • Jenjang sosial •
Fasilitas yang menyangkut alat untuk mencapai tujuan kelompok
b. dinamika organisasi sosial Pencermatan dinamika organisasi dapat dilihat
dari : - sistem organisasi : tujuan, struktur, lingkungan fisik, lingkungan
sosial budaya - struktur organisasi : kewenangan, komunikasi, tugas; - proses
organisasi : hubungan antar peranan, pengendalian, koordinasi, sosialisasi, dan
supervisi.
KELEBIHAN :
untuk membangun sesuatu yang dibuat agar bisa di jalankan dan di kembangkan
oleh masyaaraakan sekitar, dan juga bisa di manfaatkan oleh masyarakat. Saling
bekerja sama agar bisa lancar untuk mengembangkan yang akan di buat.
KEKURANGAN:
kurangnya kekompakaan masyaraakan sekitar untuk membangun sesuatu yang di
butuhka, maka dari itu masyarakat harus bisa lebih kompak dan bekerja sama
dengan manusia lainnya,atau sesama masyarakat sekitar. Agar bisa menjalankan dengan
baik dan bisa di manfaat kan oleh masyarakat sekitar.
KONFLIK:
Terjadi
saling bentrok sesama masyarakat,karena tidak adaa kekompakan sesama
masyarakaat lain untuk membuat suatu yang di inginkan dan juga tidak saling
mendukung/ tidak setuju pendapat orang lain sesama masyarakat sekitar.
E. PENUTUPAN
Kesimpulan : Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh
masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang
berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan
negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk
organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri.
Saran : Dalam membentuk organisasi sosial, sebaiknya harus benar-benar
memikirkan tujuan yang ingin dicapai. Apa itu benar-benar bermanfaat besar bagi
para anggota pada khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. Sehingga
organisasi sosial tersebut bisa sangat berguna bagi masyarakat sosial. Dengan
selesainya makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu sumber informasi dan
kajian khususnya dalam masalah organisasi sosial dan kehidupan masyarakat.